Mengulik Masalah Jamu, Rempah, dan Garam, UTM Gelar Seminar Nasional
Tema yang diangkat adalah Peran Sektor Garam, Rempah, dan Jamu Madura dalam Dinamika Ekonomi & Kesehatan Masyarakat.
Seminar tersebut dihadiri oleh para pakar di bidangnya. Di antaranya, Kepala Organisasi Riset (OR) Pertanian Pangan BRIN Puji Lestari, Ph.D, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Prof Dr. Ir Sukardi, MS, dan Owner Perusahaan Jamu PT Firdaus Kurnia Indah Salha Syahnaz Safira.
Hadir pula para peneliti dari berbagai kampus. Di antaranya, Pradita University, Akademi Kuliner dan Patiseri OTTIMMO Internasional, UGM, UB, UICI, BP2SDMKP, Universitas Putra Bangsa, SMKS Kesehatan Yannas Husada, Universitas Serambi Mekkah, Universitas Terbuka, Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai.
Lalu, Institut Pertanian Jogjakarta, Institute of Technology Surabaya, BRIN, IPB University, Ubhara Jakarta Raya, UIN Sunan Ampel, UIN Alauddin Makassar, Unej, Universitas Teknologi Sulawesi Utara, UPN Surabaya, dan Labiovak Puskesad.
Kegiatan Seminar Nasional JRG dibuka langsung oleh Rektor UTM Dr. Syafi’, SH., M.H. Pihaknya menyampaikan, UTM berkomitmen untuk mendorong peningkatan industri garam, jamu, dan batik sehingga dapat memberikan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat Madura.
Syafi’ juga mengapresiasi kepada Puslit Garam dan Puslit Rempah dan Obat LPPM yang pada tahun ini melakukan kegiatan kolaborasi riset dengan Universiti Teknologi Petronas (UTP) dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Dr. Ir. Gita Pawana, M.Si menyampaikan, Seminar Nasional JRG ini merupakan seminar nasional yang ke depan akan menjadi agenda rutinan LPPM. Seminar Nasional JRG diharapkan menjadi wadah pagi para peneiliti, pakar, dan praktisi untuk bertukar pengetahuan serta perkembangan teknologi, khususnya di jamu dan garam.
Dia menjelaskan, kegiatan seminar diselenggarakan untuk mendukung visi misi Universitas Trunojoyo Madura, yaitu menyelenggarakan riset yang berbasis potensi Madura.
”Peran sektor garam, rempah, dan jamu sangat bermanfaat dalam bidang kesehatan masyarakat. Bahkan, informasi yang dipaparkan oleh narasumber memberikan pengetahuan baru kepada peserta,” kata Windi Habsari, salah seorang peserta seminar.
Menurut Windi, Seminar Nasional JRG dapat memberikan pengetahuan baru tentang teknologi baru yang bisa diterapkan, fortifikasi garam, dan peluang serta tantangan dalam industri jamu nasional.
Dia yang merupakan dosen di Akademi Kuliner dan Patiseri OTTIMMO Internasional, berharap kegiatan seminar ini bisa dilaksanakan secara berkala dengan temuan ilmiah terbarunya. (*)

